Ricardo Kaka: Kembalinya Sang Maestro
Siapakah fans AC Milan yang tidak
mengenal Kaka, pemain dengan nama lengkap Ricardo Izecson dos Santos Leite yang
juga sering disapa Ricardo Kaka? Ricky Kaka bukan hanya kesayangan fans Milan alias
Milanisti, namun juga pemain favorit publik sepakbola dunia dan kehormatan
pemain-pemain sepakbola sesama koleganya. Di manapun Kaka berada, selalu ada
ikatan yang kuat antara dirinya dengan orang-orang di sekelilingnya, khususnya
para fans klub di mana dia berada. Di antara klub-klub yang pernah dibelanya,
adalah Milan yang paling memiliki tempat di hati Kaka. Wakil Presiden AC Milan,
Adriano Galliani, mengatakan pada suatu saat menjelang saat-saat kembalinya
Kaka ke Milan dari Real Madrid bahwa "Beberapa cinta tak pernah mati,
mereka hanya pergi jauh untuk kemudian kembali lagi." Begitulah kira-kira
cinta antara Milan dan Kaka. Cinta yang sempat terhenti 4 tahun itu kini
berlanjut kembali dengan kembalinya sang maestro ke Milan dari tempat penempaannya
di negeri matador.
Kaka dicintai bukan hanya karena
permainannya yang memukau, atau parasnya yang rupawan, namun juga karena
sikapnya yang merupakan teladan, inspirasi, dan kesukaan bagi orang-orang
khususnya bagi rekan-rekan setimnya dan para koleganya para pemain sepakbola.
Beberapa waktu lalu sekembalinya dirinya dari Real Madrid ke Milan, pada saat
pertandingan Serie A pertamanya di masa bakti keduanya bersama Rossoneri, Kaka
mengalami cedera otot paha di dalam pertandingan tersebut. Karena itu, Kaka
meminta Milan untuk tidak menggajinya sampai dia sembuh dari cederanya. Atas
hal ini, Adriano Galliani memujinya dan mengatakan betapa luar biasanya
hubungan antara Kaka dan fans Milan.
Kenyataan lainnya juga belum lama
ini diungkapkan Galliani bahwa bukanlah keinginan Kaka yang ingin meninggalkan
Milan di tahun 2009 yang lalu, namun Milanlah yang terpaksa menjual Kaka ke
Madrid karena alasan finansial. Hal ini tentu saja membuat Kaka semakin
dicintai di San Siro. Ditambah kerelaan hatinya terhadap dipangkasnya gajinya
untuk bisa bergabung kembali dengan Milan, membuat hubungan Kaka dan fans Milan
semakin tak tergoyahkan. Kaka adalah Milan dan Milan adalah Kaka, tentunya
tanpa mengabaikan punggawa-punggawa Rossoneri lainnya.
Saat ini, dalam kondisi Milan
yang sedang berada dalam krisis, Kaka diharapkan dapat membawa Rossoneri
kembali ke jalur kemenangan, ke habitat asli Rossoneri di papan atas klasemen.
Kaka adalah pengaruh yang baik, di dalam dan di luar lapangan. Senioritasnya
dan keteladanannya ditambah kharismanya membuatnya tidak susah untuk
didengarkan oleh rekan-rekan setimnya terutama yuniornya. Belum lama ini, Urby
Emanuelson, salah satu punggawa Rossoneri rekan setim Kaka saat ini, mengatakan
bahwa Kaka seperti kapten dan selalu memberikan yang terbaik pada saat latihan
maupun dalam pertandingan. Secara hirarki, saat ini Kaka adalah wakil kapten
Milan, mendukung Riccardo Montolivo yang sudah menjadi kapten terlebih dahulu
sebelum bergabungnya kembali Kaka ke Milan.
Profil dan Biodata Ricardo Kaka, Pemain Kesayangan Fans AC Milan
Ricardo Kaka lahir di Gama,
Brazil, pada tanggal 22 April 1982 dengan nama lengkap Ricardo Izecson dos
Santos Leite. Adapun nama Kaka muncul dari ketidakbisaan adiknya mengucapkan
nama "Ricardo" sehingga tercetuslah nama "Kaka". Adik Kaka,
Digao, juga pernah bermain untuk Milan walaupun sangat jarang dimainkan, tidak
seperti kakaknya yang merupakan tulang punggung AC Milan. Di masa bakti
pertamanya maupun keduanya saat ini, Kaka merupakan pemain kesayangan fans AC
Milan (Milanisti). Ayah Kaka, Bosco Izecson Pereira Leite, adalah seorang
insinyur dan ibunya, Simone dos Santos, adalah seorang guru. Kaka dibesarkan dalam
kondisi keuangan yang baik, sehingga dia tidak harus mengorbankan sekolahnya
untuk sepakbola.
Pada umur 15 tahun, Kaka diikat
kontrak oleh Sao Paulo. Penampilan Kaka yang cemerlang bersama klub Brazil
tersebut, membuat dirinya dilirik oleh Milan yang akhirnya mendatangkannya ke
San Siro di tahun 2003. Enam tahun di Milan, Kaka menyumbangkan berbagai macam
trofi kepada Rossoneri dan di puncak keemasannya bersama Milan, Kaka meraih
trofi Ballon d'Or dan gelar Pemain Terbaik Dunia 2007. Pada tahun 2009, Kaka
direkrut oleh raksasa Spanyol, Real Madrid. Empat tahun dilalui oleh Kaka
bersama tim berjuluk Los Galacticos tersebut, sampai akhirnya dirinya kembali
ke tim belahan jiwanya, AC Milan pada suatu hari yang ditunggu-tunggu oleh
segenap fans AC Milan di tanggal 2 September 2013.
Kaka menikah pada tanggal 23
Desember 2005 dengan kekasihnya semasa kecilnya, Caroline Celico, di sebuah
gereja di Sao Paulo. Mereka adalah teladan bagi pasangan manapun atas cinta
sejati yang mereka miliki di mana mereka menjaga kesucian mereka hingga
pernikahan mereka. Satu hal yang sangat langka dijumpai di belahan bumi Amerika
maupun Eropa, lebih-lebih di kalangan hi-class seperti mereka. “Alkitab
mengajarkan bahwa cinta sejati menunggu hingga menikah,” ucap Kaka kepada majalah
Vanity Fair pada suatu saat. “Bila hidup kami begitu indah pada saat ini, aku
percaya itu adalah karena kami menunggu," ucap Kaka tentang komitmen
mereka akan kesucian yang dijaga mereka sepanjang perjalanan cinta mereka. Kaka
dan Caroline memiliki seorang putra bernama Luca dan seorang putri bernama
Isabella dari pernikahan mereka.
Sama seperti pesepakbola lainnya,
terutama yang memiliki wajah rupawan seperti Kaka, Kaka didaulat sebagai model
untuk merek-merek terkenal seperti Adidas dan Armani. Yang terakhir membuat
dirinya tidak bisa berfoto bareng rekan-rekan setimnya dalam sebuah koleksi
foto yang dirilis oleh Dolce & Gabbana di awal tahun 2007. Pemain bertinggi
badan 186 cm ini juga dipilih oleh EA Sports di bulan Agustus 2010 sebagai
model untuk cover dari game sepakbola FIFA 11. Sebagai seorang pemain
sepakbola, tentunya Kaka memiliki role model yg menjadi referensinya, yaitu
Rai, mantan pemain timnas Brazil yang juga kapten Sao Paulo. Dalam kehidupan
pertemanannya, Kaka memiliki seorang sahabat bernama Marcelo Saragosa yang
bermain untuk klub D.C. United. Mereka berdua menjadi best man satu sama lain
di pernikahan masing-masing. Kaka juga berteman baik dengan bintang sepakbola
lainnya yang cukup populer saat ini yaitu Radamel Falcao, pemain internasional
Kolombia yang saat ini bermain di AS Monaco. Selain sepakbola, Kaka juga
memiliki talenta di bidang seni di mana dia berduet dengan istrinya dalam
sebuah lagu berjudul Presente de Deus yang adalah salah satu lagu dari album
pertama istrinya, Caroline. Lagu tersebut ditulis sendiri oleh Kaka untuk
Caroline dan didengungkan di acara pernikahan mereka.
Kaka, seorang Kristen yang taat,
pada suatu ketika berkata "Aku belajar bahwa adalah iman yang menentukan
terjadi atau tidaknya sesuatu." Pemain yang terkenal dengan selebrasinya
yang mengangkat kedua tangannya dan menunjuk ke langit tersebut pernah
mengalami suatu insiden yang hampir membuyarkan masa depannya di usianya yang
ke-18, yaitu suatu kecelakaan di kolam renang yang mengakibatkan tulang belakangnya
retak yang berpotensi pada kelumpuhan. Secara ajaib, Kaka pulih dari cederanya,
di mana dia mengatribusikan kesembuhannya kepada Tuhan dan sejak saat itu rajin
memberikan sebagian dari penghasilannya kepada gerejanya. Pada saat perayaan
kemenangan Brazil atas Argentina di final Piala Konfederasi tahun 2005, Kaka
bersama beberapa rekannya mengenakan kaos bertuliskan "Jesus Loves
You" dalam berbagai bahasa. Dan dalam acara penyerahan gelar Pemain
Terbaik Dunia 2007, Kaka mengatakan bahwa semasa mudanya dia hanya berkeinginan
untuk menjadi pemain profesional Sao Paulo dan bermain sekali saja untuk timnas
Brazil, namun Tuhan ternyata memberikan kepadanya lebih dari apa yang dia
minta.
Beberapa saat sekembalinya Kaka
ke AC Milan untuk masa bakti keduanya yaitu di saat ini, Kaka mengatakan bahwa
dia ingin melewati banyak momen menyenangkan bersama-sama para fans AC Milan
dan juga berharap dapat menembus squad timnas Brazil untuk Piala Dunia 2014.
Mari kita doakan agar Tuhan memberikan kepada Kaka lebih daripada itu, yaitu
ban kapten timnas Brazil, performa yang cemerlang, dan juga pastinya kesuksesan
bersama tim merah-hitam. Buona Fortuna, Kaka! Buona Fortuna, Rossoneri!
Biografi Ricardo Kaka (1): Ballon d'Or ke-8 dari San Siro
Berikut adalah biografi Ricardo
Kaka dari sisi persepakbolaan yang mana di puncak karirnya bersama Milan, Kaka
memenangkan Ballon d'Or dan gelar Pemain Terbaik Dunia 2007 yang membuatnya
semakin menjadi kecintaan publik San Siro waktu itu; bisa dibilang bahwa Kaka
adalah pemain terpopuler AC Milan atau yang paling dicintai oleh fans
Milan (Milanisti) dalam 10 tahun
terakhir, melebihi legenda dan mantan kapten AC Milan, Paolo Maldini ataupun
striker legendaris Milan, Andriy Shevchenko.
Dilahirkan di Gama, Brazil, pada
tahun 1982, Kaka bersama keluarganya pindah ke Sao Paulo pada saat dirinya
berumur 7 tahun. Di sana Kaka bergabung dengan sebuah klub yunior lokal bernama
"Alphaville", yang pada waktu itu berhasil maju ke final turnamen
setempat. Pada saat itu, selain bermain sepakbola, Kaka juga bermain tenis.
Dari situ, Kaka kemudian terpantau oleh klub lokal setempat yaitu Sao Paulo FC,
yang mana Kaka kemudian bergabung dengan mereka di usia 8 tahun. Pada usia 15
tahun, Kaka menandatangani kontrak dengan Sao Paulo di mana kemudian dia
berhasil mengantarkan tim muda Sao Paulo memenangkan Copa de Juvenil. Pada
tahun 2001, Kaka menembus tim senior Sao Paulo dan berhasil mengantarkan
klubnya tersebut memenangkan kejuaraan Torneio Rio-Sao Paulo.
Penampilan cemerlang Kaka bersama
Sao Paulo membuat dirinya dilirik oleh AC Milan dan klub-klub Eropa lainnya.
Adalah Milan yang kemudian berhasil mendatangkan Kaka ke San Siro dengan dana
sebesar 8.5 juta Euro di tahun 2003. Di Milan, Ricardo Kaka mengenakan jersey
dengan nomor punggung 22. Hanya perlu waktu sebulan buat Kaka untuk menembus
starting lineup Milan yang dihuni pemain-pemain bintang. Pemain yang terkenal
cepat, kuat, dan memiliki teknik memukau ini mengisi posisi Rui Costa yaitu
sebagai gelandang serang atau playmaker. Suatu posisi yang mengharuskan
kemampuan memahami permainan dan kreativitas yang tinggi sebagaimana yang
memang dimiliki oleh Kaka. Sebagai trequartista, Kaka melayani striker-striker
Milan yang saat itu dihuni oleh Andriy Shevchenko, Filippo Inzaghi, dan Jon
Dahl Tomasson. Dari striker-striker Milan tersebut, adalah Andriy Shevchenko
yang terkesan paling sehati dengan Kaka di mata para fans AC Milan. Di musim
perdananya bersama AC Milan, Kaka mengantarkan Milan meraih gelar Scudetto dan
UEFA Super Cup serta menempati posisi runner-up di Piala Intercontinental dan
Supercoppa Italiana.
Di musim berikutnya di periode
2004-2005, Milan memulai musim dengan menjuarai Supercoppa Italiana mengalahkan
Lazio. Di musim tersebut, Kaka yang beroperasi di lapangan tengah, dengan berbekal
kemampuan dribling di atas rata-rata dan segudang kualitas lainnya membentuk
kelompok yang solid bersama Clarence Seedorf, Andrea Pirlo, Massimo Ambrosini,
Gennaro Gattuso, dan juga Rui Costa di sepanjang musim itu. Dan di musim
tersebut pula, Kaka membawa Milan mencapai final Liga Champions yang mana
akhirnya dikalahkan oleh Liverpool dalam sebuah kekalahan dramatis yang cukup
membekas di benak para fans AC Milan. Milan yang memimpin 3-0 di babak pertama
harus menyerah melalui adu penalti setelah Liverpool bisa menyamakan kedudukan
di babak kedua. Sebuah pengalaman yang tidak akan dilupakan oleh Rossoneri.
Namun demikian, Kaka terpilih sebagai pemain tengah terbaik dalam Liga
Champions musim itu.
Kepergian Andriy Shevchenko dari
San Siro ke Chelsea pada tahun 2006 membuat Kaka diberi tambahan peran, yaitu
sebagai striker Rossoneri. Di musim itu Kaka berganti-ganti posisi antara
striker lubang di belakang Filippo Inzaghi dan sebagai penyerang. Musim itu
adalah musim kesuksesan terbesar Kaka bersama Milan di mana dia berhasil
mengantarkan Rossoneri meraih trofi Liga Champions dengan mengalahkan Liverpool
di final. Sebuah kemenangan yang manis setelah apa yang terjadi dua tahun
sebelumnya di mana Milan harus mengalami kekalahan yang sangat traumatis oleh
tim tersebut. Kaka keluar sebagai top scorer Liga Champions dengan 10 gol.
Prestasi Kaka bersama Milan tersebut kemudian membuat dirinya diganjar trofi
Ballon d'Or, di mana Kaka merupakan pemain AC Milan ke-6 yang meraih trofi
tersebut setelah Gianni Rivera, Ruud Gullit, Marco Van Basten (3 kali), George
Weah, dan Andriy Shevchenko. Total 8 trofi Ballon d'Or tercatat atas nama
pemain AC Milan sampai tahun 2007.
Biografi Ricardo Kaka (2): Pemain Terbaik Dunia 2007
Kelanjutan dari biografi Ricardo
Kaka, pemain AC Milan yang meraih gelar Pemain Terbaik Dunia FIFA 2007: Di awal
musim berikutnya, masih di tahun yang sama (2007), Kaka langsung membawa AC
Milan memenangkan UEFA Super Cup mengalahkan tim Spanyol, Sevilla. Dan di bulan
Desember di tahun itu, Milan dengan Kaka meraih trofi Club World Cup
menundukkan Boca Juniors di final dan keluar sebagai tim Eropa pertama yang
memenangkan trofi tersebut. Pada tanggal 17 Desember 2007, Kaka dianugrahi
gelar Pemain Terbaik Dunia FIFA 2007, dengan perolehan 1047 suara, mengalahkan
Lionel Messi yang memperoleh 504 suara dan Cristiano Ronaldo 426 suara. Di
tahun berikutnya, Kaka terpilih oleh majalah Time sebagai salah satu dari 100
orang paling berpengaruh di dunia berkat kontribusinya di dalam dan di luar
lapangan.
Kebintangan Kaka bersama dengan
Milan membuat Real Madrid tidak tahan untuk tidak merekrutnya, sehingga di
bulan Juni tahun 2009, Milan yang tidak sanggup menolak tawaran sebesar 68.5
juta Euro dari Madrid terpaksa harus membuat fans Milan merelakan Kaka
meninggalkan San Siro dan berlabuh di Madrid. Enam tahun yang dilalui oleh
Ricardo Kaka bersama dengan Rossoneri bergelimangan dengan kesuksesan dan
berbagai macam trofi yaitu 1 Scudetto, 1 Coppa dei Campioni, 1 Supercoppa di
Lega, 1 Supercoppa Europea, dan 1 FIFA Club World Cup.
Fase berikutnya dalam karirnya
yang dilalui bersama Real Madrid tidak segemilang sebelumnya seperti sewaktu
masih bersama Rossoneri. Empat tahun harus dilewati oleh Kaka di Madrid tanpa
terlalu sering bermain, bila dibandingkan dengan saat-saat dirinya masih
mengenakan kostum merah hitam, di mana dia menjadi tulang punggung tim. Selain
harus bergumul dengan berbagai macam cedera yang menghampirinya, Kaka juga
harus bersaing ketat dengan bintang-bintang Los Galacticos lainnya, sampai
akhirnya dirinya memutuskan untuk kembali ke cinta sejatinya, AC Milan. Pada
tanggal 2 September 2013, Milan mengkonfirmasikan kepulangan sang maestro
Ricardo Kaka yang mana disambut dengan sukacita dan gegap gempita oleh seluruh
fans AC Milan dan juga oleh hampir semua pencinta sepakbola di ranah Italia.
Satu transfer yang membuat Adriano Galliani, Wakil Presiden AC Milan, dibanjiri
pujian dari berbagai penjuru. Dan saat artikel ini ditulis, Kaka sedang menunjukkan
kebintangannya sekali lagi dengan menjadi aktor utama kebangkitan Milan yang
terpuruk hebat sejak awal musim.
Karir Kaka bersama tim nasional
Brazil juga tidak kalah cemerlang. Kaka menjalani debutnya untuk timnas senior
Brazil pada tanggal 31 Januari 2002
dalam sebuah pertandingan persahabatan melawan Bolivia. Dia kemudian terpanggil
ke dalam skuad Brazil untuk Piala Dunia 2002 yang mana dimenangkan oleh tim
Samba pada waktu itu, walaupun dirinya tidak bermain terlalu banyak. Pada tahun
2003, Ricardo Kaka ditunjuk sebagai kapten untuk timnas U-23 Brazil di Piala
Emas CONCACAF. Selecao keluar sebagai runner-up turnamen tersebut, setelah
kalah dari Mexico. Dirinya juga merupakan bagian dari squad Brazil yang
menjuarai Piala Konfederasi tahun 2005 dengan menundukkan Argentina 4-1 di
final di mana Kaka mencetak 1 gol di partai final tersebut. Pada tahun 2006,
Kaka yang termasuk bagian dari squad Brazil di Piala Dunia 2006 tidak bisa
berpartisipasi terlalu jauh karena tim Samba harus tersingkir oleh Prancis di
babak perempat final. Dirinya kembali bermain di Piala Konfederasi di tahun
2009 yang mana kemudian dimenangkan oleh Brazil setelah menundukkan Amerika
Serikat 3–2 di final dan Kaka terpilih sebagai Man of the Match di partai final
tersebut. Dia juga terpilih sebagai pemain terbaik di turnamen yang
bersangkutan. Pada Piala Dunia 2010, Ricardo Kaka dan Brazil harus tersingkir
di babak perempat final oleh Belanda yang akhirnya muncul sebagai runner-up
turnamen tersebut. Selang waktu itu sampai saat artikel ini ditulis, Kaka juga
terpanggil dalam beberapa partai persahabatan, termasuk yang terakhir di bulan
Maret 2013 lalu untuk laga persahabatan melawan Italia dan Rusia. Harapan Kaka
adalah bisa diikutsertakan juga dalam skuad Brazil untuk Piala Dunia 2014 yang
akan dilangsungkan di Brazil sendiri. Semoga penampilan Kaka yang gemilang
bersama Rossoneri saat ini, membuat pelatih Brazil, Luiz Felipe Scolari, tidak
hanya mengikutsertakannya ke dalam skuad Selecao, namun juga mendapuknya
sebagai kapten tim kuning-hijau. Doa kami untukmu, Kaka!
**Sumber : http://zonamilan.blogspot.com/**
![]() |
"This is Milan !!" |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar